Minggu, 20 Oktober 2013

TARSIUS SELAWESI (Tarcius tarsier)


Kerajaan:
Filum:
Kelas:
Ordo:
Upaordo:
Infraordo:
Tarsiiformes Gregory, 1915
Famili:
Tarsiidae Gray, 1825
Genus:
Tarsius Storr, 1780
Grup T. syrichta (Filipina-Barat)
§  Tarsius Filipina, Tarsius syrichta
§  Tarsius Barat, Tarsius bancanus
Grup T. tarsier (Sulawesi)
§  Tarsius Sulawesi, Tarsius tarsier
§  Tarsius Dian, Tarsius dentatus
§  Tarsius Lariang, Tarsius lariang
§  Tarsius Peleng, Tarsius pelengensis
§  Tarsius Sangihe, Tarsius sangirensis
§  Tarsius Siau, Tarsius tumpara]
§  Tarsius Kerdil, Tarsius pumilus

Tarsius sulwesi (Tarsius tarsier) merupakan primata yang berukuran kecil. Tarsius tersebar di kawasan barat Indones (Sumatra, Jawa, Bali, dan Kalimantan) dan dipengaruhi oleh daerah geografis Asia (Oriental). Primata kecil ini sering disebut sebagai monyet terkecil di dunia, meskipun satwa ini bukan monyet. Sedikitnya terdapat 9 jenis Tarsius yang ada di dunia. 2 jenis berada di Filipina sedangkan sisanya, 7 jenis terdapat di Sulawesi Indonesia.
Habitatnya adalah di hutan-hutan Sulawesi Utara hingga Sulawesi Selatan, juga di pulau-pulau sekitar Sulawesi seperti Suwu, Selayar, Siau, Sangihe dan Peleng. Di Taman Nasional Bantimurung dan Hutan lindung Tangkoko di Bitung, Sulawesi Utara. Di sini wisatawan secara mudah dan teratur bisa menikmati satwa unik di dunia itu. Tarsius juga dapat ditemukan di Filipina (Pulau Bohol).
Nama Tarsius diambil karena ciri fisik tubuh mereka yang istimewa, yaitu tulang tarsal yang memanjang, yang membentuk pergelangan kaki mereka sehingga mereka dapat melompat sejauh 3 meter (hampir 10 kaki) dari satu pohon ke pohon lainnya. Panjang kepala dan tubuhnya 10 sampai 15 cm, mereka juga punya ekor yang ramping sepanjang 20 hingga 25 cm. Jari-jari mereka juga memanjang, dengan jari ketiga kira-kira sama panjang dengan lengan atas. Di banyak ujung jarinya ada kuku namun pada jari kedua dan ketiga dari kaki belakang berupa cakar yang mereka pakai untuk merawat tubuh. Bulu tarsius sangat lembut dan mirip beludru yang bisanya berwarna cokelat abu-abu, cokelat muda atau kuning-jingga muda.
Yang paling istimewa dari Tarsius adalah matanya yang besar. Ukuran matanya lebih besar jika dibandingkan besar otaknya sendiri. Mata ini dapat digunakan untuk melihat dengan tajam dalam kegelapan tetapi sebaliknya, hewan ini hampir tidak bisa melihat pada siang hari. Kepala Tarsius dapat memutar hampir 180 derajat baik ke arah kanan maupun ke arah kiri, seperti burung hantu. Telinga mereka juga dapat digerakkan untuk mendeteksi keberadaan mangsa.
Tarsius adalah makhluk nokturnal yang melakukan aktivitas pada malam hari dan tidur pada siang hari. Oleh sebab itu Tarsius berburu pada malam hari. Mangsa mereka yang paling utama adalah serangga seperti kecoa, jangkrik, dan kadang-kadang reptil kecil, burung, dan kelelawar.
Populasi tarsius diperkirakan hanya 1.300-an ekor saja (2009). Populasi tarsius ini diperkirakan mengalami penurunan hingga 80% dalam tiga generasi terakhir. Karenaya IUCN Red List memasukkan tarsius siau dalam daftar spesies Critically Endangered atau kategori dengan tingkat keterancaman tertinggi. The IUCN Species Survival Commission Primate Specialist Group pun memasukkan Tarsius siau dalam daftar The World’s 25 Most Endangered Primates (25 Primata Paling Terancam di Dunia).
Banyak hal unik yang dimiliki oleh tarsius, tapi sayangnya hewan ini hanya tinggal sedikit di habitatnya. Hal tersebut harus kita perhatikan agar tarsius bisa terus hidup di habitat aslinya. Jagalah hutan kita ya, karena dengan menjaga hutan, sama dengan juga kita telah memberikan tempat tinggal bagi tarsius dan membiarkannya hidup sampai berjuta tahun nanti.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar