Grup T. syrichta
(Filipina-Barat)
Grup T. tarsier
(Sulawesi)
|
Tarsius sulwesi (Tarsius tarsier) merupakan primata yang
berukuran kecil. Tarsius tersebar di kawasan barat Indones (Sumatra, Jawa,
Bali, dan Kalimantan) dan dipengaruhi oleh daerah geografis Asia (Oriental). Primata kecil ini sering
disebut sebagai monyet terkecil di dunia, meskipun satwa ini bukan monyet.
Sedikitnya terdapat 9 jenis Tarsius yang ada di dunia. 2 jenis berada di
Filipina sedangkan sisanya, 7 jenis terdapat di Sulawesi Indonesia.
Habitatnya
adalah di hutan-hutan Sulawesi Utara hingga Sulawesi Selatan, juga di
pulau-pulau sekitar Sulawesi seperti Suwu, Selayar, Siau, Sangihe dan Peleng.
Di Taman Nasional Bantimurung dan Hutan lindung Tangkoko di Bitung, Sulawesi
Utara. Di sini wisatawan secara mudah dan teratur bisa menikmati satwa unik di
dunia itu. Tarsius juga dapat ditemukan di Filipina (Pulau Bohol).
Nama Tarsius
diambil karena ciri fisik tubuh mereka yang istimewa, yaitu tulang tarsal yang
memanjang, yang membentuk pergelangan kaki mereka sehingga mereka dapat
melompat sejauh 3 meter (hampir 10 kaki) dari satu pohon ke pohon lainnya. Panjang kepala dan tubuhnya 10
sampai 15 cm, mereka juga punya ekor yang ramping sepanjang 20 hingga 25 cm.
Jari-jari mereka juga memanjang, dengan jari ketiga kira-kira sama panjang dengan
lengan atas. Di banyak ujung jarinya ada kuku namun pada jari kedua dan ketiga
dari kaki belakang berupa cakar yang mereka pakai untuk merawat tubuh. Bulu
tarsius sangat lembut dan mirip beludru yang bisanya berwarna cokelat abu-abu,
cokelat muda atau kuning-jingga muda.
Yang paling istimewa dari Tarsius
adalah matanya yang besar. Ukuran matanya lebih besar jika dibandingkan besar
otaknya sendiri. Mata ini dapat digunakan untuk melihat dengan tajam dalam
kegelapan tetapi sebaliknya, hewan ini hampir tidak bisa melihat pada siang
hari. Kepala Tarsius dapat memutar hampir 180 derajat baik ke arah kanan maupun
ke arah kiri, seperti burung hantu. Telinga mereka juga dapat digerakkan untuk
mendeteksi keberadaan mangsa.
Tarsius adalah makhluk nokturnal
yang melakukan aktivitas pada malam hari dan tidur pada siang hari. Oleh sebab
itu Tarsius berburu pada malam hari. Mangsa mereka yang paling utama adalah
serangga seperti kecoa, jangkrik, dan kadang-kadang reptil kecil, burung, dan
kelelawar.
Populasi
tarsius diperkirakan hanya 1.300-an ekor saja (2009). Populasi tarsius ini
diperkirakan mengalami penurunan hingga 80% dalam tiga generasi terakhir.
Karenaya IUCN Red List memasukkan tarsius siau dalam
daftar spesies Critically Endangered atau kategori dengan tingkat
keterancaman tertinggi. The IUCN Species Survival Commission Primate
Specialist Group pun memasukkan Tarsius siau dalam daftar The World’s 25
Most Endangered Primates (25 Primata Paling Terancam di Dunia).
Banyak hal unik
yang dimiliki oleh tarsius, tapi sayangnya hewan ini hanya tinggal sedikit di
habitatnya. Hal tersebut harus kita perhatikan agar tarsius bisa terus hidup di
habitat aslinya. Jagalah hutan kita ya, karena dengan menjaga hutan, sama
dengan juga kita telah memberikan tempat tinggal bagi tarsius dan membiarkannya
hidup sampai berjuta tahun nanti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar