Minggu, 20 Oktober 2013

MERANTI MERAH (Shorea sp.)



Meranti merah tergolong kayu keras berbobot ringan sampai berat-sedang. Berat jenisnya berkisar antara 0,3 – 0,86 pada kandungan air 15%. Kayu yang terasnya berwarna merah muda pucat, merah muda kecoklatan, hingga merah tua atau bahkan merah tua kecoklatan.
Dari 70 spesies Shorea yang termasuk dalam kelompok meranti merah, terbanyak dijumpai di Kalimantan (62 spesies), diikuti oleh Sumatra (23 spesies) dan Semenanjung Malaya (19 spesies). Di luar wilayah-wilayah itu, meranti merah juga ditemukan di Thailand selatan, Filipina dan Maluku.
Berbicara nilai ekonomi, Pohon Meranti menghasilkan kayu keras dengan kualitas tinggi. Kayu meranti dijadikan sebagai bahan dasar untuk membuat kursi-meja ekslusive, peti perhiasan, aneka cenderamata. Karena kualitas yang tinggi, harga jual kayu meranti sangatlah ekonomis. Dan ini menjadi alasan bahwa pohon meranti terus menjadi incaran para penebang kayu, baik yang berstatus legal maupun ilegal. Dan beberapa tahun terakhir, populasi Meranti di Riau semakin berkurang karena hanya dirambah, tanpa ada reboisasi kembali.
Di samping menghasilkan kayu, hampir semua meranti merah menghasilkan damar, yakni sejenis resin yang keluar dari batang atau pepagan yang dilukai. Damar keluar dalam bentuk cairan kental berwarna kelabu, yang pada akhirnya akan mengeras dalam warna kekuningan, kemerahan atau kecoklatan, atau lebih gelap lagi.
Beberapa jenis meranti merah menghasilkan buah yang mengandung lemak serupa kacang, yang dikenal sebagai tengkawang. Pada musim-musim tertentu setiap beberapa tahun sekali, buah-buah tengkawang ini dihasilkan dalam jumlah yang berlimpah-ruah.
Berdasarkan IUCN redlist, sebanyak 102 Shorea sp. yang ada di dunia berstatus critically endangered, bahkan ada 1 yang sudah punah. Kepunahan yang lain mungkin akan segera menyusul bila tidak ada usaha yang serius untuk membudidaya pohon meranti untuk kegiatan ekonomi, sementara meranti di hutan alami harus tetap difungsikan sebagai sumber stabilitas ekologi dan lingkungan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar